JAKARTA, Smelter nikel penting dibangun di Indonesia untuk meningkatkan kualitas produk bahan mentah menjadi setengah jadi.
Smelter adalah pabrik yang mengelola produk pertambahan berbentuk bijih hingga menjadi bahan setengah jadi. Lazimnya, bahan setengah jadi itu berbentuk batangan.
Ini alasan pertama.
“Keberadaan smelter nikel di Indonesia bisa meningkatkan kualitas ekspor nikel Indonesia,” kata Direktur Utama PT. Citra Lampia Mandiri Helmut Hermawan dalam informasi terkininya, Senin (29/8/2022).
Alasan kedua, smelter nikel di Indonesia sebagaimana menurut peraturan pemerintah digunakan untuk memaksimalkan ekspor hasil tambang nikel dengan kualitas terbaik.
Alasan ketiga, smelter nikel di Indonesia menjadi pengembang yang bisa memajukan pendapatan masyarakat sekitar.
Produksi nikel
Sumber informasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM merilis data termutakhir pada 2021.
Di situ disebutkan, produksi olahan nikel Indonesia mencapai angka 2,47 juta ton. Pada satu tahun sebelumnya alias 2020, produksi olahan nikel Indonesia besarnya 2,41 juta ton.
Perbandingan ini menunjukkan bahwa ada kenaikan jumlah pada 2021 berbanding 2022 mencapai 2,17 persen. Menurut perkiraan, per 2020, sumbangan Indonesia sudah mencapai angka 30 persen produksi nikel dunia.
Penggunaan nikel
Helmut Hermawan, kelahiran Jakarta 12 April 1977 menyebut bahwa ada sedikitnya tiga penggunaan nikel dalam kehidupan manusia.
Nikel, pertama banyak digunakan industri otomotif. Kedua, industri peralatan elektronik juga menyerap nikel. Ketiga, industri konstruksi bangunan juga memerlukan nikel.
Penghasil nikel
Selain di Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan yang juga merupakan kawasan pertambangan nikel kelolaan perusahaannya, kata Helmut Hermawan, ada beberapa daerah di Indonesia menjadi pusat tambang nikel.
Mengutip laman www.clmmining.com, tambang-tambang nikel di Indonesia ada di Morowali (Sulawesi Tengah), Kolaka (Sulawesi Tenggara), Luwu Timur (Sulawesi Selatan), Halmahera Timur (Maluku Utara), dan Pulau Gag (Papua Barat).
Menurut catatan tertulis sejarah, untuk kali pertama di Indonesia, ahli mineral Belanda menemukan sumber nikel di Pegunungan Verbeek yang memanjang dari Sulawesi Tengah ke Sulawesi Selatan.
Penemuan itu terjadi pada 1901
Lantaran itulah, Pegunungan Verbeek menjadi kawasan pertama pertambangan nikel di Indonesia.
Sementara, produksi awal pertambangan nikel di Indonesia tercatat pada 1941.