Maraknya kasus sengketa lahan tambang di sejumlah wilayah dikhawatirkan dapat mengganggu iklim investasi secara keseluruhan di Indonesia.
Semakin miris, sebagian oknum penegak hukum disinyalir turut ‘bermain’, lantaran kerap kali mengambil tindakan dan kebijakan yang cukup janggal.
Terbaru, kasus sengketa yang menimpa PT Citra Lampia Mandiri (CLM), perusahaan tambang di Sulawesi Selatan, yang telah menyeret mantan direktur utamanya, Helmut Hermawan, sebagai tersangka.
Yang menarik, pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan juga memanggil Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, sebagai kasus ini.
Panggilan ini dilakukan Polda Sulsel tepat setelah Sugeng mengkritisi putusan penetapan Helmut sebagai tersangka, yang dianggapnya cukup janggal.
“Pemanggilan Saya sebagai saksi sangat ngawur dan diduga penyalahgunaan kewenangan serta sekaligus sebagai bukti dugaan kriminalisasi yang selalu digunakan Dirkrimsus dalam kasus ini,” ujar Sugeng, kepada media.
Melihat kondisi demikian, Sugeng meminta agar Kapolri, Listyo Sigit, segera melakukan pencopotan terhadap Dirkrimsus Polda Sumsel, yang dituding Sugeng telah melakukan penyalahgunaan kewenangan penyidikan.
“Kapolri harus mencopot Dirkrimsus Polda Sulsel Kombes Helmi Kwarta Kusuma Putra atas penyalahgunaan kewenangan penyidikan dan bertindak sewenang-wenang,” tutur Sugeng.
Menurut Listyo, pencopotan harus dilakukan karena Kombes Helmi Kwarta Kusuma Putra telah menghianati ucapan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menyatakan bahwa siapa pun yang berani memberikan kritik paling pedas kepada Polisi akan menjadi sahabat Kapolri.
Kritik tersebut dibutuhkan karena Kapolri ingin memberikan ruang kepada publik dan juga ingin mengetahui apa saja yang ada di pikiran masyarakat tentang kepolisian. Sekaligus memberi ruang kepada masyarakat untuk tahu apa yang dipikirkan masyarakat tentang polisi.
“Kapolri harus juga mengajarkan kepada para anggotanya agar bisa mengetahui apa yang dirasakan masyarakat dan memperbaikinya jadi lebih baik lagi,” tegas Sugeng. (TSA).